Ganti Background Disini !!



Design By Alan B.g

Ethnic Runaway di Nias


ETHNIC RUNAWAY

          Tadi sore tanpa sengaja saya nonton acara Ethnic Runaway di trans TV. Nggak tau mulainya jam berapa, tetapi saya kayak sih telat acaranya karena pas nonton ternyata lagi menjelajah Nias Selatan, tepatnya di Desa Hilinawale Fau, Nias.
          Dengan dibawakan oleh pembawa acara Mike dan Maya Septha, mereka masuk dalam keluarga pada suku Nias tersebut. Scene tiba-tiba loncat pada tarian suku Nias, dan terlihat Mike ikutan  menari. Seperti tarian pemberitahuan kepada masyarakat bahwa ada bangsawan yang telah meninggal dunia. Lalu scene berubah, Maya Septha ikut Ina (bahasa Nias untuk Mamak) ke dapur, yang mana dapurnya di bawah tanah rumah panggung. Turun tangga, lalu Maya diingatkan untuk nggak kejedot pintu lagi. Di dapur, Ina menjelaskan nbeberapa bahan dan tata cara dia dalam membuat makanan khas Nias. Saya nggak tau pasti bahan-bahannya apa saja, tapi ada kacang disitu, lalu dicampur dengan parutaqn kelapa, mestinya ditambah daging babi cincang, tapi karena beberapa kru dan Mike sedang puasa (alias muslim), makanya babi diganti dengan telur ayam. Setelah selesai memasak, sudah saatnya berbuka puasa.
Maya punya sebuah inovasi, menambahkan parutan keju diatas makanan yang sudah jadi tadi, agar sekeluarga bias mencoba bagaimana rasa keju. Ternyata semuanya pada protes, katanya terlalu asin, nggak enak (semua dalam bahasa Nias). Yah, gagal deh inovasinya Maya. Tapi Mike terlihat menikmatinya, sampai-sampai daun yang dijadikan alas untuk makan bersih seketika tak bersisa.
Di suku Nias ini, semua ramah, taka sing dengan sapaan “Ya”ahowu” yang artinya kira-kira “semoga diberkati” atau senagai ucapan salam, dan dijawab dengan “Ya”ahowu” lagi. Canda dan tawa selalu ada diantara mereka, kebahagiaan dalam keseerhanaan, kebahagiaan dalam keterbatasan yang sesungguhnya kaya akan ilmu pengetahuan, erat dengan nilai budaya. Sampai ada seorang nenek yang sedang membuat bakul nasi dari tanah liat, nantinya bakul itu akandipakai untuk memasak nasi dan bias juga untuk menyediakan nasi setelah sudah matang. Lalu ada Ama (sebutan untuk Bapak) yang membuat pisau, katanya butuh 3 jam untuk membuat satupisau, semua dengan peralatan yang tradisional, namun mereka menjelaskan dengan riang. Ada pula Ina yang membuat bantal dari rajutan daunkering semacam membuat ketupat, lalu diisi dengan daun-daunan, dan voila, jadilah bantal.
          Ada satu mitos atau kepercayaan suku Nias, bahwa jika mereka sedang berburu, tidak boleh ada satu wanitapun yang ikut berburu, “dapat membawa sial”, katanya. Ketika itu, Maya ikut dalam kelompok berburu para lelaki, dan ternyata buruannya pun lepas, sama sekali tak tertangkap, salah seorang bilang (dalam bahasa Nias), “kamu sih bawa-bawa perempuan kesini, tangkapan jadi lepas”, seraya Maya nyengir dan memohon maaf.dan mereka selalu percaya akan mitos tersebut.
          Lalu ada ritual Hombo Batu, atau Lompatan Batu khas Nias. Ada seseorang yang memulai duluan, lari dengan membawa pedang (katakanlah seperti itu), hanya melakukan loncatan kecil pada batu pijakan, menandai bahwa Hombo Batu dimulai. Lalu beberapa orang bergantian melompati batu yang entah tingginya berapa meter itu. Mite diminta mencoba melompoati batu, tetapi tidak berhasi, lalu pria yang membawa pedang tadi kembali melakukan loncatan kecil pada batu pijakanm, menandakan bahwa Hombo Batu telah selesai, dan tidak bioleh ada lagi yang melompati batu tersebut.
Malamnya, Mike dan Maya diajak para anak kecil bermain “Beli Sisir”, mirip ular naga panjang. Cara mainnya, ada seorang yang berperan menjadi penjual sisir, lalu ayang lainnya berbaris memanjang berhadapan dengan sang penjual sisir tadi. Ketika sang penjual sisir menawarkan sisir, kira-kira begini, “mau beli sisir tidak?”, “Mau, tapi saya tidak punya uang”, lalu akhirnya sang penjual sisir akan berlari mengajar barisan anak lainnya untuk menangkap anak yang berbaris paling belakang, dan anak yang berbaris paling depan wajib untuk melindungi teman-temannya yang berbaris di belakangnya. Jika anak paling belakang tertangkap, maka dia jadi penjual sisir tersebut, begitu seterusnya.
          Acara diakhiri dengan Tarian Perang, sebuah tarian semangat, layaknya hendak perang beneran. Mike ikut serta dalam tarian ini, dan Maya memberikan semangat dari pinggir lapangan dengan para Ina. Lalu mereka berpamitan pulang.

0 komentar:

Posting Komentar

Categori

Selamat Datang Di Blog alankomputer.blogspot.com

Semoga artikel-artikel dapat membantu/mempermudah kalian dalam belajar

Disamping ini adalah Login menggunakan JQuery. Login Form Disamping hanya Contoh dan tidak dapat digunakan layaknya Login Form FB, Karena Blog ini terbuka untuk umum tanpa perlu mendaftar menjadi Member

Tutorial Blog

Untuk membuatnya Silahkan : Klik Disini

Member Login

Lost your password?

Not a member yet? Sign Up!